Pengikut

Jumat, November 30, 2018

Keterlambatan bicara pada retardasi mental dan penyandang autisme

Keterlambatan bicara pada retardasi mental dan penyandang autisme


Retardasi Mental adalah suatu kondisi perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, yang ditandai oleh adanya hendaya (impairment), ketrampilan (kecakapan skill) selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensi yaitu kognitif, bahasa, motorik dan sosial (ICD 10 dalam WHO Genewa 1992)
Tredgol memberi batasan dari istilah retardasi mental sebagai suatu keterbatasan perkembangan otak seseorang yang berakibat terhentinya maturasi sehingga tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau terhadap harapan dari masyarakat supaya dapat mempertahankan hidupnya tanpa dukungan dan bantuan dari luar. Yang terpenting disini ialah terhentinya perkembangan fungsi intelek seseorang pada masa pertumbuhan yang ditandai oleh gangguan kemampuan belajar, penyesuaian sosial dan atau maturasi.(W. M Roan, 1979)
DSM-
V mengemukakan tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam mendiagnosis seorang individu yang menderita retardasi mental: (1) individu harus memiliki fungsi intelektual umum yang secara signifikan berada dibawah rata-rata. Secara teknis, fungsi intelektual dari individu tersebut berada pada IQ 70 atau lebih rendah dari 70. (2) individu tersebut harus mengalami kekurangan atau kerusakan dalam tingkah laku adaptif yang disebabkan oleh atau ada hubungannya dengan intelegensi yang rendah. Gangguan dalam tingkah laku adaptif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk menerima tanggung jawab sosial dan mengurus diri sendiri (misalnya mengenal atau mengatakan tentang waktu, menangani uang, berbelanja, atau berpergian sendirian. (3) gangguan itu harus terjadi sebelum usia 18 tahun dan bila sesudah usia tersebut fungsi mental individu menurun, maka orang tersebut dikatakan menderita demensia.
Rendahnya tingkat intelegensi sesorang dapat menyebabkan beberapa gangguan salah satunya adalah gangguan komunikasi (perkembangan bahasa dan bicara) yang dalam ilmu terapi Wicara lebih dikenal dengan istilah Dyslogia. Yang berarti gangguan komunikasi yang disebabkan oleh rendahnya mental intelektual.
Inability to speech due to central nervous system dysfunction, in a less severe from often referred to as dyslogia (L Nikcolosi 1989 6 & 87)
Dyslogia adalah ketidakmampuan berbicara yang disebabkan adanya kerusakan pada susunan syaraf pusat, bisa dari ringan hingga berat derajat keparahannya (L Nicolosi 1989 ; 6 & 87)
Dyslogia is devective speech associated with mental impairment (LE Travis,1971 ; 11) 
Dyslogia adalah ketidak sempurnaan bicara yang disebabkan karena kerusakan mental (LE Travis, 1979 ; 11)
Dari kedua pendapat kedua ahli diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dyslogia adalah ganggua dan bicara yang disebabkan oleh adanya kerusakan atau disfungsi susunan syaraf pusat, yang mengakibatkan gangguan pada perkembangan mental intelektual.

C. Penyebab Dislogia

Seperti yang telah diungkapkan diatas, bahwa dyslogia merupakan bentuk ketidak sempurnaan dalam berbicara yang dapat disebabkan adanya disfungsi pada sistem saraf pusat yang berakibat pada keterbelakangan mental sehingga fungsi intelektual, daya ingat serta berkaitan dengan kepribadian seseorang mengalami gangguan dalam proses perkembangan. Dalam hal ini menurut Mc Graw-Hill penyebab Dyslogia adalah akibat gangguan peredaran darah otak pada daerah frontalis area 9 dan 12 yang berfungsi sebagai kegiatan intelektual, daya ingat dan kepribadian seseorang. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita retardasi mental antara lain: faktor organik dan factor psikososial.
 
1. D. Karakteristik Dislogia
Pada umumnya anak dengan dislogia mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara, dimana kemampuan bahasa reseptif dan ekspresifnya terganggu. Contohnya, terjadi kegagalan dalam melaksanakan perintah. Ketidakmampuan dalam pemahaman berbahasa dapat terjadi pada tingkatan bahasa baik fonology, semantik, morfology, syntax, ataupun pragmatiknya. Sebagai bentuk keterlambatan bahasa secara ekspresif, anak dislogia hanya menggunakan bahasa non verbal dalam mengekpresikan keinginannya.
Meskipun tidak semua masalah diatas timbul pada anak retardasi mental, namun sebagian anak retardasi mental pada umumnya memilliki permasalahan pada bahasa ekspresif dan reseptifnya. Ada beberapa karakteristik secara khusus mengenai retardasi mental diantaranya: 1) tidak memiliki memiliki kemampuan untuk mengerti situasi yang serius dan tidak dapat pula berperilaku sesuai dengan situasi umum yang berlaku, terlebih lagi mereka tidak dapat merespon tindakan denga cara impulsif. 2) anak yang mengalami retardasi mental dalam hal komunikasi mengalami kesulitan karena perbendaharaan kata yang terbatas dan mereka mengalami kesulitan dala kemampuan untuk membaca dan menulis. 3) mereka juga mengalami kesulitan dalam bertingkah laku yang sesuai dengan usianya dan lebih memilih anak-anak dibawah usianya sebagai teman bermain. 4) anak retardasi mental mengalami kesulita mengingat, memahami, logika dan pemecahan masalah.
Menurut Carles Van ripper dalam buku Speech correction klasifikasi retardasi mental dibagi menjadi :
Borrderline memiliki tingkat IQ antara 75-90, Slow leaner (lambat belajar), perbendaharaan bahasa dan kalimatnya cukup baik, mengalami kesulitan dalam penggunaan bahasa untuk menjelaskan atau mengekspresikan ide yang abstrak, kalimat yang digunakan sangat berlebihan dan terbatas untuk variasinya, pemahaman ekspresif dalam permainan baik.
Educable mental retardation memiliki cirri tingkat IQ antara 50-75, mulai berbicara sangat lambat, mampu mempelajari bahasa yang digunakan, panjang kalimat, kelengkapan kalimat dan struktur kalimat yang dibuat sangat terbatas, mengalami kesulitan pada penggunaan kata subyek dan kata kerja.
Trainable Mental Retardation memiliki cirri tingkat IQ 20-50, pembelajaran yang diberikan adalah kemampuan untuk mengurus diri sendiri, memiliki kemampuan bahasa yang terbatas, dapat mengerti dan mengungkapkan pesan yang diberikan, kosa kata dan tata kalimat terbatas atau sederhana, terjadi omisi pada artikulasi, suka meniru dan berbicara dengan bahasa yang tidak tepat, menggunakan bahasa yang sering didengar dilingkungan,
Custodial Mental Retardation memiliki cirri IQ dibawah 20, tidak memiliki kemampuan bahasa secara verbal, bahasa ekspresi lebih diberikan dalam bentuk tangis, jeritan atau rintihan, mampu merespon untuk hal-hal yang berhubungan dengan makanan dan keperluan kamar mandi serta tidak terampil dalam mengurus diri sendiri. 

Prevalensi / angka kejadian Dislogia
Gangguan bahasa dan berbicara adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak dengan retardasi mental. Gangguan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua, dimana kondisi anaknya memiliki keterlambatan perkembangan bahasa bicara dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat, di rumah sakit ataupun klinik terapi yang menyediakan konsultasi serta penanganan gangguan bicara, presentase terbesar banyak didiagnosis dengan kondisi dislogia.

F. Prognistik teoritik
Sebuah prognosis bagi anak Dislogia dipengaruhi oleh munculnya gejala-gejala permasalahan bicara yang timbul, serta faktor penyebab yang melatarbelakangi timbulnya permasalahan bahasa bicara. Anak dislogia yang disertai dengan retardasi mental memiliki prognosis yang lebih buruk dibanding anak dislogia yang memiliki intelegensi baik. “Gangguan bicara anak dengan retardasi mental memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan anak yang inteligensinya baik” ( Effendi, 2008).

Tidak ada komentar: