GANGGUAN PERHATIAN PADA ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kita menyadari bahwa setiap anak
memerlukan perkembangan selama kehidupannya, tidak terkecuali mereka yang
tergolong sebagai anak yang memiliki kemampuan dan perilaku sosial yang
terbatas. Mengkaji anak tidak akan terlepas dari tiga landasan pokok, ketiga
hal itu adalah :
1. Kondisi alamiah vs lingkungan hidup
2. Kelancaran vs ketidak lancaran
3. Perkembangan secara menyeluruh vs
perkembangan secara khusus
Landasan pertama, menyatakan bahwa
apakah suatu “kelainan “ atau “kemampuan istimewa” seorang anak diperoleh oleh
faktor alamiah (keturunan) atau faktor-faktor lingkungan yang diterapkan oleh
para orang tuanya saat perkembangan anak terjadi. Landasan kedua, menyatakan
bahwa apakah gejala-gejala perkembangan khusus akan nampak berjalan secara
mulus dalam suatu kehidupan seorang anak atau terlihat adanya beberapa
langkah-langkah perubahan secara tiba-tiba, misalnya seorang bayi yang
memperoleh hubungan emosi yang cukup baik dari orang tuanya, pada umumnya
saat dewasa akan mempunyai hubungan yang baik sesama teman atau orang lain di
sekitarnya, dan sebaliknya. Sedangkan landasan ketiga, menyatakan bahwa apakah
perkembangan seorang anak bersangkutan hanya merupakan satu bagian kehidupannya
atau perkembangan secara menyeluruh.
Untuk mengklasifikasikan perilaku
abnormal pada anak-anak, hal pertama kita harus mengetahui apa yang dianggap
normal pada usia tersebut. Untuk menentukan apa yang normal dan abnormal,
khusus pada anak dan remaja yang perlu ditambahkan selain kriteria umum yang
telah kita ketahui adalah faktor usia anak dan latar belakang budaya. Banyak
masalah yang pertama kali teridentifikasi pada saat anak masuk sekolah.
Masalah tersebut mungkin sudah muncul lebih awal tetapi masih ditoleransi,
atau tidak dianggap sebagai masalah ketika di rumah. Kadang-kadang stres karena
pertama kali masuk sekolah ikut mempengaruhi kemunculannya (onset). Namun,
perlu diingat bahwa apa yang secara sosial dapat diterima pada usia tertentu,
menjadi tidak dapat diterima di usia yang lebih besar. Banyak pola perilaku
yang mungkin dianggap abnormal pada masa dewasa, dianggap normal pada usia
tertentu.
Gangguan pada anak-anak ini sering
kali di kelompokkan dalam dua kelompok yaitu eksternalisasi dan
internalisasi. Gangguan eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang
diarahkan ke luar diri, seperti agresivitas, ketidakpatuhan, overaktivitas,
dan impulsivitas dan termasuk berbagai kategori DSM-IV-TR, yaitu ADHD, gangguan
tingkah laku (GTL), dan gangguan sikap menentang (GSM). Gangguan
internalisasi ditandai dengan pengalaman dan perilaku yang lebih terfokus
kedalam diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan social, dan
kecemasan, termasuk juga anxietas dan mood dimasa anak-anak.
Anak berkebutuhan khusus (selanjutnya
disebut dengan istilah ABK) adalah anak yang memang secara signifikan berbeda
dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka secara
fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai aktualisasi
potensinya secara maksimal.
ADHD merupakan kelainan
psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat
berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD
berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak
dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.
Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Biasanya anak ADHD selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.
Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat,selalu bergerak seperti di dorong oleh mesin.
Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Biasanya anak ADHD selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.
Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat,selalu bergerak seperti di dorong oleh mesin.
Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan mengurangi gejalan attention deficit. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat anak ADHD sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih,missal di sekolah dan di rumah
Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. Orang tua harus hati-hati dalam menentukan apakah anakADHD atau tidak.
Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya diperoleh dari orangtua,guru,dan anak sendiri.
Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila anak ADHD sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas sering gagal untuk menentukan ADHD.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar