Pengikut

Selasa, Desember 23, 2014

GANGGUAN PERHATIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS


GANGGUAN PERHATIAN PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Kita menyadari bahwa setiap anak memerlukan perkembangan selama kehidupannya, tidak terkecuali mereka yang tergolong sebagai  anak yang memiliki kemampuan dan perilaku sosial yang terbatas. Mengkaji anak tidak akan terlepas dari tiga landasan pokok, ketiga hal itu adalah :
1.      Kondisi alamiah vs lingkungan hidup
2.      Kelancaran vs ketidak lancaran
3.      Perkembangan secara menyeluruh vs perkembangan secara khusus
Landasan pertama, menyatakan bahwa apakah suatu “kelainan “ atau “kemampuan istimewa” seorang anak diperoleh oleh faktor alamiah (keturunan) atau faktor-faktor lingkungan yang diterapkan oleh para orang tuanya saat perkembangan anak terjadi. Landasan kedua, menyatakan bahwa apakah gejala-gejala perkembangan khusus akan nampak berjalan secara mulus dalam suatu kehidupan seorang anak atau terlihat adanya beberapa langkah-langkah perubahan secara tiba-tiba, misalnya seorang bayi yang memperoleh hubungan emosi yang cukup baik dari  orang tuanya, pada umumnya saat dewasa akan mempunyai hubungan yang baik sesama teman atau orang lain di sekitarnya, dan sebaliknya. Sedangkan landasan ketiga, menyatakan bahwa apakah perkembangan seorang anak bersangkutan hanya merupakan satu bagian kehidupannya atau perkembangan secara menyeluruh.
Untuk mengklasifikasikan perilaku abnormal pada anak-anak, hal pertama kita harus mengetahui apa yang dianggap normal pada usia tersebut. Untuk menentukan apa yang normal dan abnormal, khusus pada anak dan remaja yang perlu ditambahkan selain kriteria umum yang telah kita ketahui adalah faktor usia anak dan latar belakang budaya. Banyak masalah yang pertama kali teridentifikasi pada saat anak masuk sekolah. Masalah tersebut mungkin sudah muncul lebih awal tetapi masih ditoleransi, atau tidak dianggap sebagai masalah ketika di rumah. Kadang-kadang stres karena pertama kali masuk sekolah ikut mempengaruhi kemunculannya (onset). Namun, perlu diingat bahwa apa yang secara sosial dapat diterima pada usia tertentu, menjadi tidak dapat diterima di usia yang lebih besar. Banyak pola perilaku yang mungkin dianggap abnormal pada masa dewasa, dianggap normal pada usia tertentu.
Gangguan pada anak-anak ini sering kali di kelompokkan dalam dua kelompok yaitu eksternalisasi dan internalisasi. Gangguan eksternalisasi ditandai dengan perilaku yang diarahkan ke luar diri, seperti agresivitas, ketidakpatuhan, overaktivitas, dan impulsivitas dan termasuk berbagai kategori DSM-IV-TR, yaitu ADHD, gangguan tingkah laku (GTL), dan gangguan sikap menentang (GSM). Gangguan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan perilaku yang lebih terfokus kedalam diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan social, dan kecemasan, termasuk juga anxietas dan mood dimasa anak-anak.
Anak berkebutuhan khusus (selanjutnya disebut dengan istilah ABK) adalah anak yang memang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam mencapai aktualisasi potensinya secara maksimal.
ADHD merupakan kelainan psikiatrik dan perilaku yang paling sering ditemukan pada anak. ADHD dapat berlanjut sampai masa remaja, bahkan dewasa. Pada anak usia sekolah, ADHD berupa gangguan akademik dan interaksi sosial dengan teman. Sementara pada anak dan remaja dan dewasa juga menimbulkan masalah yang serius.

Kurangnya perhatian adalah salah satu gejala 
anak ADHD. Biasanya anak selalu gagal memberi perhatian yang cukup terhadap detail. Biasanya anak ADHD selalu membuat kesalahan karena ceroboh saat mengerjakan pekerjaan sekolah, bekerja atau aktivitas lain. Sering sulit mempertahankan pemusatan perhatian saat bermain atau bekerja. Sering seperti tidak mendengarkan bila diajak bicara. Dan atau pelupa dalam aktivitas sehari-hari.

Gejala kedua yang harus diwaspadai adalah hiperaktivitas yang menetap selama 6 bulan atau lebih dengan derajat berat dan tidak sesuai dengan umur perkembangan. Gejala hiperaktivitas itu di antaranya anak sering bermain jari atau tidak dapat duduk diam. Ia sering kali meninggalkan kursi di sekolah atau situasi lain yang memerlukan duduk di kursi. Anak juga sering lari dan memanjat berlebihan di situasi yang tidak tepat,selalu
bergerak seperti di dorong oleh mesin.
 
Anak ADHD sering dianggap anak nakal, malas, ceroboh, dan lain-lain. Padahal terapi yang tepat akan mengurangi gejalan attention deficit. Biasanya gejala hiperaktif-impulsif mulai terlihat anak ADHD sebelum umur 7 tahun. Gejala terjadi di dua situasi berbeda atau lebih,missal di sekolah dan di rumah
 
Selain itu gejala bukan merupakan bagian gangguan perkembangan pervasif (autisme), schizophrenia, atau gangguan jiwa berat lain, dan bukan disebabkan gangguan mood, kecemasan atau ansietas, gangguan disosiasi atau gangguan kepribadian. Orang tua harus hati-hati
dalam menentukan apakah  anakADHD atau tidak.

Untuk menegakkan diagnosis, diperlukan kombinasi keterangan mengenai riwayat penyakit, pemeriksaan medis, dan observasi terhadap perilaku anak. Keterangan ini sebaiknya
diperoleh dari orangtua,guru,dan anak sendiri.

Observasi bisa dilakukan pada saat anak melakukan pekerjaan terstruktur di kelas, atau saat anak sedang bermain bebas bersama anak lain. Walaupun ADHD seharusnya muncul di setiap situasi, gejala mungkin tidak jelas bila anak ADHD sedang melakukan aktivitas yang disukainya, sedang mendapat perhatian khusus atau berada dalam situasi yang memberi penghargaan pada tingkah laku yang normal. Dengan demikian, pengawasan selintas
sering gagal untuk menentukan ADHD.

Tidak ada komentar: