Ivar Lovas menggunakan metode ini untuk melatih anak-anak
berkebutuhan khusus di Ucla sejak tahun 1964. Metode lovas ini
didasarkan
pada behavior modivication atau discrete trial
training, yang menggunakan
urutan : A. B. C. A atau antacedent (prakejadian) adalah
pemberian intruksi,
anak diberi waktu 3-5 detik untuk merespon. B atau behavior
(perilaku) yaitu
respon anak. C atau consequensi (konsekuensi atau akibat).
Konsekuensi
harus seketika, baik berupa reinforcement atau kata tidak.
Metode lovas itu sendiri adalah sebuah metode untuk memperbaiki
atau menghilangkan perilaku yang negative dan bisa digunakan untuk
meningkatkan dan menguatkan perilaku-perilaku positif.
Metode lovas didasarkan pada teori operant conditioning
theori yang
dipelopori oleh Bf. Skinner menegaskan bahwa sebuah perilaku akan
cenderung diulang jika dikuatkan oleh sebuah ganjaran positif
berupa hadiah
atau sesuatu yang menyenangkan. Sebaliknya sebuah perilaku
cenderung
tidak diulang/berhenti jika disertai dengan pemberian sebuah
hukuman.
Dengan dasar rumusan diatas
dapat disimpulkan bahwa suatu perilaku
autisme didahului oleh suatu penyebab. Apabila suatu perilaku yang
dilakukan memberikan akibat (consequensi) yang menyenangkan
(imbalan
atau reinforcement), maka perilaku akan diulang. Sebaliknya
apabila suatu
perilaku memberikan suatu perilaku yang tidak menyenangkan atau
tidak
mendapat imbalan maka perilaku akan berhenti.
Metode lovas yang digunakan untuk memodifikasi tingkah laku,
merupakan metode yang juga berdasarkan pada teori behavioristik.
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam pemahaman tingkah laku
yang
didirikan oleh john. B. Watson pada tahun 1930. Asumsi dasar
mengenai
tingkah laku menurut teori ini adalah bahwa tingkah laku
sepenuhnya
ditentukan oleh aturan-aturan dan bisa dikendalikan.
Disini Skinner juga memberikan pandangan bahwa manusia dibentuk
oleh lingkungan. Manusia lahir dengan potensi yang bisa
dikembangkan
kearah mana saja, melalui proses pembentukan manusia menjadi sosok
tertentu dan dengan kepribadian tertentu. Pada prinsipnya, manusia
bukanlah
organisme yang pasif, akan tetapi ia aktif mencari akibat-akibat
atau
konsekuensi yang menyenangkan. Karena memandang bahwa manusia itu
pada dasarnya bebas menentukan perilaku secara aktif.
Teori skinner beranggapan
bahwa manusia mampu melakukan
tindakan–tindakan atas inisiatif sendiri dalam lingkungannya,
bukan sebagai
obyek dan relative pasif. Jadi dengan diberinya stimulus maka anak
didik
akan merespon dengan baik. Begitu pula dengan anak-anak
berkebutuhan
khusus yang terjadi pada anak autis ia perlu direspon untuk bisa
merespon apa
yang disampaikan guru agar anak autis ini bisa lebih baik dari
sebelumnya.
Metode lovas didasarkan pada DTT, yang dimulai dengan intruksi dan
diakhiri dengan imbalan. Menurut ivar lovas seorang psikolog, yang
sejak
tahun 1964 menggunakannya dalam upaya membantu anak-anak yang
mengalami gangguan perkembangan, dan ivar lovas ini adalah orang
yang
mengembangkan metode ini mengatakan bahwa Siklus penuh terdiri dari 3
intruksi, dengan pemberian tenggang waktu 3-5 detik agar anak dari
proses
pengideraan melalui mata kemudian diterima otak sehingga menghasilkan
respon anak, baik respon salah ataupun respon benar. Apabila anak
pada
intruksi pertama tidak merespon atau merespon salah, berikan
konsekuen
kata”TIDAK” dengan nada datar. Lanjutkan pada intruksi ke dua,
jika anak
memberikan respon yang sama berikan tindakan yang sama seperti pada
intruksi pertama. Tetapi jika anak merespon benar, segera beri
imbalan.
Sebagai penguat ingatannya. Kemudian lanjutkan pada intruksi ke
tiga.
Apabila pada intruksi ke dua anak tidak atau merespon salah pada
intruksi ke
tiga segera lakukan prompt/bantuan arahan dan berikan
imbalan.
SIKLUS INTRUKSI
METODE LOVAS
Intruksi 1:
tunggu 3-5 detik = bila tidak ada respon, lanjutkan dengan
Intruksi 2: tunggu
3-5 detik= bila tidak ada respon, lanjutkan dengan
Intruksi 3: langsung
lakukan prompt dan beri imbalan.
Agar memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan, pemberian
imbalan yang tepat dan efektif perlu diperhatikan. Sedangkan
imbalan
diberikan secara tepat dan cepat setelah intruksi atau perintah
dilakukan oleh
anak secara baik dan mandiri.
2. Perihal Metode Lovas.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan metode Lovas yang perlu
diketahui dan diperhatikan, diantaranya :
a. Kaidah-kaidah yang mendasar.
Timbulnya sebuah perilaku selalu didahului oleh suatu
sebab/antecedent, kemudian suatu perilaku yang memberikan
suatu akibat
atau consequence disini dikenal dengan rumusan A B C yang
kemudian
disebut dengan conditioning.
Disamping kaidah ini, ada suatu kaidah lain yang sejalan dalam
pelaksanaan terapi perilaku, yaitu suatu bentuk belajar yang
netral,
melibatkan reflreks (respon tak bersyarat) sebagai hasil asosiasi
dengan
stimulus tak bersyarat, yang mana perilaku bila diberi reinforcement
(imbalan yang tepat) maka akan semakin sering dilakukan dan
sebaliknya
bila perilaku tidak diberi imbalan maka akan berhenti. Kaidah ini
disebut
dengan “respondent conditioning”,
II. Perilaku + Imbalan
terus dilakukan
Perilaku – Imbalan
akan berhenti
b. Konsep-Konsep yang
dipakai dalam Pembelajaran Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) yang terjadi pada anak autis.
I. Instruction (perintah)
Kata-kata perintah yang diberikan kepada anak pada suatu proses
terapi, intruksi kepada anak harus singkat-jelas-tegas-tuntas-sama
(S-J-T-
T-S) sesuai dengan intruksi harus cukup jelas (volume suara selalu
disesuaikan dengan respon seorang anak) namun jangan membentak
atau
menjerit, singkat yaitu cukup 2-3 suku kata. Tegas berarti setiap
intruksi
tidak boleh “ditawar” dan oleh anak harus dilakukan atau
dilaksanakan.
Tuntas, bahwa setiap intruksi harus dilaksanakan sampai selesai,
jangan
sampai setengah jalan. Sama, yaitu setiap intruksi dari 3 terapis
harus
memakai kata-kata yang sama jangan berbeda-beda sedikitpun.
Semisal : Anak diperintahkan untuk melihat kartu yang isinya
berbagai macam gambar.
Diantaranya, gambar orang solat, gambar orang
belanja dan yang terakhir gambar orang mengaji. Disini guru
memerintahkan anak dengan menggunakan suara yang tegas, tuntas, sama
serta singkat. Agar mempermudah anak dalam menangkap apa yang
diintruksikan kepadanya.
II. Prompt (bantuan)
Adalah bantuan atau arahan yang diberikan kepada anak apabila
anak tidak dapat memberikan respon terhadap intruksi. Ada beberapa
tipe
tentang prompt; satu, Verbal prompt
adalah dipakai untuk menangkap
indikasi adanya keinginan untuk merespon. Dua, visual
prompt, adalah
berupa membuat gambar, tiga, gestural prompt,
keempat, modeling,
modeling dijadikan sebuah indikasi bahwa siswa telah merespon,
kelima,
physical prompt adalah dengan menggunakan tubuh untuk merangsang
seseorang untuk membuat respon.
Semisal:
Ketika guru memerintahkan anak untuk menyebutkan nama-nama
binatang, lalu disini anak tidak merespon apa yang diperintahkan
guru
Maka guru disini memberikan prompt sampai anak bisa
merespon dengan
baik. Dan jenis prompt yang diberikan tergantung kebutuhan
yang
diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar