Belajar
merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan,kebiasaan, sikap, keyakinan,tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi sesorang. Oleh karena itu dengan menguasai
konsep dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa aktivitas belajar
itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Konsep
tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi. Berikut
disajikan beberapa pengertian tentang belajar.
1) Gage dan Berliner
(1983) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organism mengubah
perilakunya karena hasil dari pengalaman.
2) Morgan et.al. (1986)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relative permanen yang terjadi
karena hasil dari praktik atau pengalaman.
3) Slavin (1994)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan
oleh pengalaman.
4) Gagne (1977) menyatakan
bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapn manusia yang
berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak
berasal dari proses pertumbuhan.
Kesulitan
Belajar
Makna Kesulitan
Belajar
1. Gejala yang tampak pada
peserta didik yang ditandai dengan prestasi belajar yang rendah atau dibawah
kriteria yang telah ditetapkan atau kriteria minimal. Prestasi belajarnya
lebih rendah dibandingkan prestasi teman-temannya, atau lebih rendah
dibandingkan prestasi belajar sebelumnya.
2. Menunjukkan adanya
jarak antara prestasi belajar yang diharapkan
dengan presiasi yang dicapai
3. Prestasi belajar yang
dicapai tidak sesuai dengan kapasitas inteligensinya. Kesulitan belajar
peserta didik tidak selalu disebabkan oleh inteligensinya yang rendah
Permasalahan belajar peserta didik
Kesimpulan Ciri anak yang mengalami
kesulitan belajar
1.
Prestasi
belajarnya rendah
2.
Usaha
yang dilakukan tidak sebanding dengan hasilnya
3.
Lamban
mengerjakan tugas
4.
Sikap
ach dalam mengkiuti pelajaran
5.
Menunjukkan
perilaku menyimpang
6.
Emosional
(mudah marah, tersinggung, rendah diri dll
Pengertian
Autisme
Autisme (autism) atau
gangguan autistik, adalah satu gangguan terparah dimasa kanak-kanak. Autisme
merupakan istilah bagi anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan
kemampuannya. Autism bersifat kronis dan berlangsung sepanjang hidup.
Kata autisme berasal dari bahasa Yunani, autos yang berarti “self”. Istilah ini
digunakan pertama kali pada tahun 1906 oleh psikiater Swiss, Eugen
Bleuler, untuk merujuk pada gaya berpikir yang aneh pada penderita skizofrenia.
Cara berpikir autistik adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri
sebagai pusat dari dunia, percaya bahwa kejadian-kejadian eksternal mengacu
pada diri sendiri. Pada tahun 1943, psikiater lain Leo Kanner, menerapkan
diagnosis “autism infantile awal” kepada kelompok anak yang terganggu yang
tampaknya tidak dapat berhubungan dengan orang lain, seolah-olah mereka hidup
dalam dunia mereka sendiri. Berbeda dari anak-anak dengan retardasi mental,
anak-anak ini tampaknya menutup diri dari setiap masukan dunia luar,
menciptakan semacam “kesendirian autistik” ( Kanner, 1943).
Anak-anak autistik sering digambarkan oleh orang tua mereka sendiri sebagai
“bayi yang baik” di awal masa balita. Ini biasanya berarti mereka tidak banyak
menuntut. Namun, setelah mereka berkembang, mereka mulai menolak afeksi fisik
seperti pelukan dan ciuman. Ciri-ciri klinis dari gangguan ini muncul sebelum
usia 3 tahun (APA, 2000), Autisme merupakan gangguan yang empat sampai lima kali
lebih sering terdapat pada laki-laki daripada perempuan (APA, 2000).
Strategi Mengatasi Kesuliatn Belajar pada Anak
Autisme
Untuk dapat mengatasi
kesulitan belajar pada anak autis perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
· Tempatkan pada sekolah
yang sesuai, misalnya SLB anak autis, sekolah normal dengan integrasi penuh,
maupun sekolah khusus.
· Berikan kesempatan
mereka untuk menyibukkan diri.
Hal ini
dilakukan mengingat biasanya anak autis harus selalu berusaha keras agar dapat
tetap duduk, fokus, dan bertahan pada apa yang sedang dikerjakannya.
· Biarkan mereka
menggambar atau mencoret-coret.
Daripada melampiaskan kekesalannya pada
orang lain, biarlah buku atau kertas lain sebagai pelampiasan penderitaannya.
· Biarkan mereka
berjalan-jalan
Beberapa
siswa bekerja lebih baik bila mereka boleh beristirahat di antara serangkaian
tugas dan boleh melakukannya dengan gaya mereka sendiri (berjalan-jalan,
meregangkan tubuh, atau sekedar berhenti bekerja). Adapula yang perlu
beristirahat dengan berjalan selama beberapa detik sampai 15-20 menit.
· Beri pilihan tempat
duduk
Tempat duduk
yang tepat mungkin bukan hal pertama yang dipetrtimbangkan guru ketika ia
membuat perencanaan bagi siswa autistik. Akan tetapi, untuk beberapa siswa,
jenis perabot kelas yang tepat menjadi kunci utama keberhasilan dan kenyamanan
mereka. Salah satu siswa autis tidak dapat menoleransi duduk di kursi kelas
yang ada di setiap kelas sehingga gurunya membiarkannya membawa bantal kedalam kelas.
Siswa lain sering memilih duduk di lantai( tempat ia biasa menyangga dirinya
dengan dua bantal besar ) sehingga beberapa kali sehari ia diperbolehkan duduk
di sarangnya (begitu nama yang ia berikan bagi tempat tempat duduknya yang unik
tersebut) atau di mejanya (tempat ia duduk di atas bantal kecil ). Memberikan
bebrapa pilihan tempat duduk di kelas dapat meningkatkan pengalaman belajar
semua siswa. Pilihan tempat duduk yang sangat menarik bagi semua siswa antara
lain sofa, kursi goyang, tempat duduk dengan bantalan, bantal-bantal atau alas
duduk di lantai, dan sebagainya.
· Memberikan terapi yang
cocok bagi anak autis
Untuk
menentukan terapi yang paling cocok bagi anak autis pada awalnya perlu
dilakukan asesmen atau pemerikasaaan menyeluruh terhadap anak. Asesmen tersebut
bertujuan untuk mengetahui derajat keparahan, tingkat kemampuan yang
dimilikinya saat itu, dan mencari tahu apakah terdapat hambatan atau gangguan
lain yang menyertai.
Biasanya terapi yang diberikan adalah terapi untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar seperti keterampilan berkomunikasi, dalam hal
ini keterampilan menggunakan bahasa ekspresif (mengemukakan isi pikiran atau
pendapat) dan bahasa reseptif (menyerap dan memahami bahasa). Selain itu, terapi
yang diberikan juga membantu anak autis untuk mengembangkan keterampilan bantu
diri atau self help, keterampilan berperilaku yang pantas di depan umum, dan
lain-lain. Terapi untuk anak autis bersifat multiterapi.
Berikut beberapa terapi bagi anak autis :
1. Applied behavioral
analisys,
yaitu terapi dengan cara memberikan hadiah atau pujian.
2. Terapi bicara (wicara).
3. Terapi okupasi :
melatih otot-otot motorik agar bisa bekerja lebih lentur.
4. Terapi fisik, yaitu
melatih fisik agar lebih kuat dan seimbang.
5. Terapi sosial, yaitu
mengajak anak untuk bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain.
6. Terapi bermain, yaitu
mengajak bermain dengan teman melalui cara tertentu.
7. Terapi perilaku, yaitu
membantu anak autis mengekspresikan kemauan dan keinginan dengan cara yang
lembut.
8. Terapi perkembangan,
yaitu terapi yang mempelajari minat anak dengan kondisi autis.
9. Terapi visual, yaitu
belajar berkomunikasi melalui gambar dengan metode tertentu.
10. Terapi biomedik, yaitu
terapi dengan memberikan pengobatan sesuai dengan kondisi tingkat autis anak.
Menurut
konsultan kesulitan belajar anak Agus Tri Haryanto, salah satu upaya
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan serta pendidikan anak autis
adalah diperlukan pendidikan integrasi dan implementasinya dalam bentuk
grup/kelas (sekolah), individu (one on one), serta pembelajaran
individual melalui modifikasi perilaku.
Konsep pendidikan integrasi yang dimaksud
dalam hal ini :
ü Mengintegrasikan anak
autis dengan anak normal sepenuhnya.
ü Mengintegrasikan
pendidikan anak autis dengan pendidikan pada umumnya.
ü Mengintegrasikan dan
mengoptimalkan perkembangan kognisi,emosi, jasmani, dan intuisi pada autism
ü Mengintegrasiakn apa
yang dipelajari di sekolah dengan tugas masa depan.
ü Mengintegrasikan
manusia sebagai makhluk individual sekaligus makhluk sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar