Seperti
kita ketahui bersama, bahwa anak autis sangat sulit untuk mengikuti
pembelajaran, sebagaimana yang dilakukan pada anak dengan kondisi typical-neuro
development. Kita sepakat bahwa dengan pembelajaran yang sistematik, konsisten
dan instruksi yang disertai dengan prompt (bantuan)-correct responding
(reinforcement)-akan membuat pemahaman anak semakin meningkat.
Metode
yang dapat digunakan adalah DTT (discreate trial terapy), yang tidak sama
dengan pembelajaran “biasa”, karena peserta didik yang dihadapi adalah, anak
dengan kondisi autis, dimana mereka pada umumnya belum paham terhadap
perintah/tidak merespon apa yang disampaikan oleh terapist. Hal pertama yang
harus dilakukan oleh seorang terapist adalah, mempersiapkan suatu IEP
(individual educational program), yang memuat beberapa hal yang menjadi
kekurangan/deficit dari anak autis, yang biasanya terdiri dari deficit bidang
bahasa/komunikasi, perilaku dan interaksi sosial.
Untuk
mengajarkan anak dengan gangguan bahasa/komunikasi, dapat dirancang dengan
memodifikasi lingkungan agar dapat “memancing” anak mengungkapkan apa yang ia
inginkan. Misalkan anak tertarik dengan komputer/TV, maka dapat disetting
sebuah ruangan yang khusus untuk bermain komputer dan melihat televisi, dimana
anak dapat masuk ke ruangan tersebut, setelah mengikuti pembelajaran dari guru
dikelas yang lain. Keinginan anak untuk menyampaikan apa yang ia mau, merupakan
suatu dasar dalam komunikasi dua arah
Meningkatkan
keinginan anak untuk bermain dengan lebih banyak mainan, bermain pura-pura,
yang merupakan suatu dasar dalam berinteraksi dengan orang lain.
Untuk
memperkenalkan kosa kata baru, dapat digunakan hal-hal alamiah yang ada di lingkungan
sekitar anak sebagai salah satu media. Misalkan untuk warna “kuning”, dapat
diajarkan dengan benda yang sama, namun terdiri dari beberapa warna, seperti “permen
merah”, “permen biru” dan “permen hijau”.
Ada
tiga hal utama yang yang menjadi inti dari metode DTT,
1) Instruksi
dari guru/terapist ;
2) Respon
anak terhadap instruksi;
3) Feedback
dari terapist terhadap respon anak (benar
/salah)
/salah)
bersambung........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar