Pengikut

Minggu, Maret 16, 2008

SEKILAS TENTANG TANTRUM

Temper Tantrum

Andi menangis, menjerit-jerit dan berguling-guling di lantai karena menuntut ibunya untuk membelikan mainan mobil-mobilan di sebuah hypermarket di Jakarta? Ibunya sudah berusaha membujuk Andi dan mengatakan bahwa sudah banyak mobil-mobilan di rumahnya. Namun Andi malah semakin menjadi-jadi. Ibunya menjadi serba salah, malu dan tidak berdaya menghadapi anaknya. Di satu sisi, ibunya tidak ingin membelikan mainan tersebut karena masih ada kebutuhan lain yang lebih mendesak. Namun disisi lain, kalau tidak dibelikan maka ia kuatir Andi akan menjerit-jerit semakin lama dan keras, sehingga menarik perhatian semua orang dan orang bisa saja menyangka dirinya adalah orangtua yang kejam. Ibunya menjadi bingung....., lalu akhirnya ia terpaksa membeli mainan yang diinginkan Andi. Benarkah tindakan sang Ibu?

Temper Tantrum

Kejadian di atas merupakan suatu kejadian yang disebut sebagai Temper Tantrums atau suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul pada anak usia 15 (lima belas) bulan sampai 6 (enam) tahun.

Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.

2. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.

3. Lambat beradaptasi terhadap perubahan.

4. Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.

5. Mudah, gampang merasa marah/kesal

6. Sulit dialihkan perhatiannya

1. Di bawah usia 3 tahun:

· Menangis

· Menggigit

· Memukul

· Menendang

· Menjerit / Memekik-mekik

2. Usia 3 - 4 tahun

  • Perilaku-perilaku tersebut diatas ditambah dengan
  • Menghentak-hentakan kaki disertai dengan berteriak-teriak

3. Usia 5 tahun ke atas

  • Perilaku- perilaku tersebut pada 2 (dua) kategori usia di atas
  • Memaki
  • Menyumpah
  • Memukul kakak/adik atau temannya
  • Mengkritik diri sendiri
  • Memecahkan barang dengan sengaja

Faktor Penyebab

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Terhalangnya keinginan anak terhadap sesuatu

Setelah tidak berhasil meminta sesuatudan anak tetap menginginkannya, anak mungkin akan memakai cara tantrum untuk menekan orang tua agar mendapat apa yang diinginkannya.

2. Keidakmampuan anak untuk mengungkapkan diri

Anak –anak yang mempunyai keterbatasan bahasa,ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa dan orang tuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan anak. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustasi dan terungkap dalam bentuk tantrum.

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan

Anak yang hiperaktif biasanya membutuhkan ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama

4. Pola asuh orang tua

Cara orang tua mengasuh anak juga berperan dalam menimbulkan perilaku tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapat apa yang diinginkannya, sangat mungkin akan tantrum bila suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi atau idominasi oleh orang tuanya, sekali waktu anak bisa bereaksi menentang dominasi orang tuanya dengan perilaku tantrum

Orang tua yang mengasuh anak secara tidak konsisiten juga bisa menyebabkan anak tantrum.

Misalkan orang tua tidak mempunyai pola yang jelas, kapan ingin mengizinkan atau kapan melarang anak untuk berbuat sesuatu, dan orang tua selalu mengancam menghukum, tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh sikap orang tua, dan menjadi tantrum ketika orang tua benar-benar menghukum.

Dikutip dan diterjemahkan dari buku ”tantrum secret to calming the storm” (La Forge 1996).