DIET DAPAT MERUBAH PERILAKU ANAK
.........Widodo mengingatkan bahwa reaksi makanan tersebut tidak terjadi pada semua orang. Harus diwaspadai gangguan saluran cerna sejak dini. Beberapa gejala gangguan saluran cerna tersebut sebenarnya sudah tampak sejak lahir. Sejak usia awal kehidupan tampak bayi sering rewel, kolik/menangis terus menerus tanpa sebab pada malam hari, sering cegukan, sering “berak ngeden”, kembung, sering gumoh, berak berwarna hitam atau hijau, berak timbul warna darah. Sering mengalami ganguan Luang air besar, bisa sulit Luang air besar (tidak tiap hari) atau sering buang air besar. Lidah berwarna putih (“like moniliasis symtomp”) dan drooling (ngiler). Penderita gangguan reaksi makanan ini sering terjadi pada anak dengan riwayat lahir prematur dan penderita hernia umbilikalis, scrotalis atau inguinalis.
Gangguan perilaku yang sering dikaitkan dengan Reaksi Simpang Makanan.
• GERAKAN MOTORIK BERLEBIHAN
• GANGGUAN TIDUR (biasanya MALAM-PAGI) gelisah/bolak-balik ujung ke ujung, bila tidur posisi “nungging”, berbicara/tertawa/berteriak dalam tidur, sulit tidur, malam sering terbangun/duduk, gelisah saat memulai tidur, gigi gemeretak (beradu gigi), tidur ngorok
• AGRESIF sering memukul kepala sendiri,orang atau benda di sekitarnya. Sering menggigit, mencubit, menjambak (spt “gemes”)
• GANGGUAN KONSENTRASI : CEPAT BOSAN terhadap sesuatu aktifitas (kecuali menonton televisi, baca komik atau main game), TIDAK BISA BELAJAR LAMA, terburu-buru, tidak mau antri, TIDAK TELITI, sering kehilangan barang atau sering lupa, nilai pelajaran naik turun drastis. Nilai pelajaran tertentu baik, tapi pelajaran lain buruk. Sulit menyelesaikan pelajaran sekolah dengan baik.Sering mengobrol dan mengganggu teman saat pelajaran. BIASANYA ANAK TAMPAK CERDAS DAN PINTAR.
• GANGGUAN EMOSI (mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum), keras kepala, suka membantah dan sulit diatur. Cengeng atau mudah menangis.
• GANGGUAN MOTORIK KASAR:
Tidak bisa BOLAK-BALIK, DUDUK, MERANGKAK sesuai usia. Berjalan sering terjatuh dan terburu-buru, sering menabrak dan jatuh, jalan jinjit, duduk leter W/kaki ke belakang. Berjalan terlambat, mendadak jalan pincang sementara. Motorik mulut : sulit mengunyah atau menelan.
• KETERLAMBATAN BICARA
Tidak mengeluarkan kata umur <> 2 tahun membaik.
• IMPULSIF : banyak bicara/tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain
• Memperberat gejala HIPERAKTIF (ADHD/ADD), AUTISME dan GANGGUAN SPEKTRUM AUTISM lainnya
MAKANAN PENYEBAB REAKSI SIMPANG MAKANAN
Penyebab alergi di dalam makanan adalah protein, glikoprotein atau polipeptida dengan berat molekul lebih dari 18.000 dalton, tahan panas dan tahan ensim proteolitik. Sebagian besar alergen pada makanan adalah glikoprotein dan berkisar antara 14.000 sampai 40.000 dalton. Molekul-molekul kecil lainnya juga dapat menimbulkan kepekaan (sensitisasi) baik secara langsung atau melalui mekanisme hapten-carrier. Perlakuan fisik misalnya pemberian panas dan tekanan dapat mengurangi imunogenisitas sampai derajat tertentu. Makanan penyebab alergi yang paling sering adalah ikan laut, telor, susu sapi, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Terdapat juga beberapa makanan yang dapat mengganggu otak tetapi tidak melalui reaksi imunologi melainkan karena intoleransi makanan diantaranya adalah salisilat, tartarzine (zat pewarna makanan), nitrat, amine, MSG(monosodium Glutamat), antioksidan, jamur, laktose, benzoote. Makanan yang mengandung salisilat adalah ditemukan dalam buah, saur, kacang, the, kopi, bir, anggur dan obat-obatan seperti aspirherbs, spices, spreads, teh dan kopi, jus, bir, dan minuman anggur dan obat=obatan seperti aspirin. Konsestrasi tinggi terdapat dalam buah kering seperti sultanas. Tartarzine didapatkan pada makanan sosis, Amines sering diproduksi selama fermentasi dan pemecahan protein ditemukan dalam keju, coklat, anggur, bir, tempe, sayur dan buah seperti pisang, alpukat dan tomat. Benzoat ditemukan dalam beberapa buah, sayur, kacang, anggur, kopi dan sebagainya. Glutamat banyak didapatkan pada tomat, keju, mushrooms, saus, ekstrak daging dan jamur. Monosodium Glutamat sering ditemukan pada penyedap makanan : vetsin, kecap, atau makanan lannya..
Zat aditif makanan yang dapat mengganggu saluran cerna dan gangguan otak adalah bahan pengawet, bahan pewarna, bahan pemutih, emulsifier, enzim, bahan penetap, bahan pelapis atau pengkilat, bahan Pengatur pH, bahan pemisah, perubah patiu, ragi makanan, pelarut untuk ekstraksi, bahan pemanis atau pembawa bahan anti pembekuan. Sedangkan makanan yang mengganggu pada penderita celiac adalah berupa gluten atau tepung terigu dan makanan derivatnya.
PENATALAKSANAAN KLINIK BIOMEDIS
Penanganan klinik biomedis Penanganan terbaik pada penderita gangguan reaksi simpang makanan adalah dengan menghindari makanan penyebabnya. Untuk mengetahui jenis reaksi simpang makanan, harus dilakukan anamnesis riwayat keluhan yang cermat, pemeriksaan fisik dan eliminasi provokasi. Disamping itu dilakukan pemeriksaan laboratotium penunjang untuk membedakan apakah suatu alergi makanan, intoleransi makanan, penyakit celiac atau reaksi makanan lainnya. Pemberian ensim, obat-obatan dan vitamin lainnya dalam jangka panjang adalah bukti kegagalan dalam mengidentifikasi makanan penyebab reaksi simpang makanan tersebut. Terapi diet tampaknya sangat berperanan dalam mengatasi masalah gangguan pada saluran cerna, sistem susunan saraf pusat dan gangguan perilaku. Terapi diet adalah mengenali secara cermat gejala reaksi simpang makanan dan mengidentifikasi secara tepat penyebabnya, maka gangguan pada saluran cerna, sistem susunan saraf pusat dan gangguan perilaku dapat dikurangi.
Penanganan reaksi simpang makanan dengan gangguan perilaku harus dilakukan secara holistik. Selain menghindari makanan penyebab maka diperlukan penanganan multidisiplin ilmu kesehatan anak. Bila perlu harus melibatkan bidang neurologi, psikiater, tumbuh kembang, endokrinologi, alergi, gastroenterologi dan bidang ilmu kesehatan anak lainnya